Wikipedia

Hasil penelusuran

..


Prof. Farida : Radikalisme di Lingkungan Kampus Merusak Keutuhan Bangsa

On Januari 12, 2022

Januari 12, 2022

Prof. Dr. Farida Patittingi, S.H., M.Hum


Isu radikalisme, ekstremisme, intoleransi, dan terorisme masih menjadi perhatian publik sampai saat ini, termasuk di lingkungan kampus. Menyikapi hal tersebut,  Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (FH UH) bekerja sama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Selatan menyelenggarakan Webinar Nasional (12/1). Webinar Nasional yang mengangkat tema “Peran Pancasila dalam Pencegahan Radikalisme di Perguruan Tinggi” dilaksanakan secara Luring terbatas di Aula Prof. Baharuddin Lopa FH UH dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat. Kegiatan Webinar Nasional ini dibuka secara resmi oleh Dekan FH UH Prof.Dr. Farida Patittingi, S.H., M.Hum., sekaligus sebagai Keynote Speech. Dalam sambutannya, menyampaikan dengan tegas bahwa "potensi dampak negatif yang ditimbulkan oleh tindakan radikalisme, tidak kalah bahayanya dengan virus COVID-19.

Lebih lanjut Ketua Bidang Perempuan dan Anak FKPT Sulsel, dengan tegas menuturkan bahwa "faham ini tidak boleh masuk ke dalam lingkungan kampus, karena berpotensi merusak keutuhan bangsa. Sebaliknya, kampus harus menjadi garda terdepan sebagai pilar pemersatu keutuhan bangsa,” tegasnya. Webinar Nasional ini menghadirkan Direktur Klinik Pancasila Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Dr. Dody Susanto, S.H., M.Si, sebagai narasumber. Dalam pemaparannya menegaskan bahwa "isu radikalisme merupakan salah satu agenda besar menyambut tahun 2022 sebagai tahun toleransi yang ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia. Penetapan Pancasila sebagai ideologi negara, juga harus diikuti sebagai ilmu pengetahuan agar terjadi perjuangan lanjutan untuk mengedukasi publik, sehingga intelektualitas di Indonesia tidak hanya formal belaka", tuturnya.

 


Perempuan yang pernah meraih penghargaan sebagai Inspirational Individual for Women’s Leadership dari HELM’s Program for “Women’s Leadership in Higher Education”, Kerjasama Ditjen DIKTI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan USAID/HELM (Higher Education Leadership and Management) pada 2013 lalu, menambahkan bahwa transformasi digital dalam dunia Perguruan tinggi merupakan kemutlakan. Konsekuensi revolusi industri 4.0 menuntut layanan kampus untuk menyesuaikan diri dalam menerapkan layanan yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Dengan demikian Insya Allah saya akan berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk kemajuan Unhas, salah satu diantaranya adalah program Smart Campus apabila diberi amanah menjadi Rektor.

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »